10.Tari Remo (JAWA TIMUR)
Tari Remo merupakan
tari selamat datang khas
Jawa Timur yang
menggambarkan karakter dinamis Jawa Timur. Daerah-daerah yang menggunakan
tarian ini diantaranya Surabaya, Jombang, Malang, dan Situbondo. Tarian ini
dikemas sebagai gambaran keberanian seorang pangeran yang berjuang dalam sebuah
medan pertempuran. Makanya sisi kemaskulinan penari sangat dibutuhkan dalam
menampilkan tarian ini. Tarian yang dipromosikan sekitar tahun1900 ini, pernah
dimanfaatkan oleh nasionalis Indonesia untuk berkomunikasi kepada masyarakat.
Saat remo ditarikan selalu diiringi dengan musik
gamelan dalam suatu gending yang terdiri dari bonang, saron, gambang, gender,
slentem, siter, seruling, ketuk, kenong, kempul dan gong dan irama slendro.
Biasanya menggunakan irama gending jula-juli Suroboyo tropongan. Tari remo dapat
ditarikan dengan gaya wanita atau gaya pria, baik ditampilkan secara
bersama-sama atau bergantian. Biasanya tari ini di tampilkan sebagai tari
pembukaan dari seni ludruk atau wayang kulit.
Busana
yang dikenakan masing-masing daerah di Jawa Timur untu menari remo memiliki
khas tersendiri. Gaya Surabayaan atau juga Sawunggaling, penarinya mengenakan
kostum yang terdiri dari bagian atas hitam yang menghadirkan pakaian abad 18,
celana bludru hitam dengan hiasan emas dan batik. Di pinggang ada sebuah sabuk
dan keris. Di paha kanan ada selendang menggantung sampai ke mata kaki.
Sementara penari perempuan memakai sanggul di rambutnya.
Sementara
busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan,
namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata
kaki serta tidak disemat dengan jarum. Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama
dengan gaya Sawunggaling,
namun perbedaannya adalah penari tidak menggunakan kaus tetapi menggunakan
rompi. Satu lagi adalah busana remong putri. Busana ini berbeda dengan gaya
remong yang asli. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup
bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta
hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu bahu.
Gerakan
kaki yang rancak dan dinamis menjadi karakteristik yang paling utama. Gerakan
ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki.
Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain
itu, karakteristik yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan
anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat
tarian ini semakin atraktif. Meskipun tari remong dulunya seni tari yang
digunakan sebagai pembuka dalam pertunjukan ludruk. Namun seiring berjalannya
waktu, fungsi dari tari remong pun mulai beralih dari pembuka pertunjukan
ludruk, menjadi tarian penyambutan tamu, khususnya tamu–tamu kenegaraan.
Selain
itu, tari remong juga sering ditampilkan dalam festival kesenian daerah sebagai
upaya untuk melestarikan budaya Jawa Timur. Oleh karena itulah kini tari remo tidak
hanya dibawakan oleh penari pria, namun juga oleh penari wanita. Sehingga kini
muncul jenis tari remong putri. Dalam pertunjukan tari remong putri, umumnya
para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli
yang dibawakan oleh penari pria.
0 komentar:
Posting Komentar